Wednesday, December 28, 2022

Goodbye Days

 Hai hai!

Balik lagi di sesi review buku lainnya~ yey!! 

Sekarang aku mau bahas novel yang nggak kalah seru dari Holy Mother kemarin. Buku ini dan buku sebelumnya juga nggak bisa dibandingin sih karena nggak apple to apple gitu, dari segi genre dan keseluruhan ceritanya aja beda jauh. Perbedaan lainnya juga buku ini jauh lebih tebel, ada 435 halaman. Tapi kalian nggak perlu khawatir bakal jenuh selama baca buku ini karena nantinya bakal diajak ketawa dengan jokes mereka ataupun ikut hanyut sama permasalahan yang dialami si tokoh utama. 

Aku awalnya juga agak terkecoh sih sama point of view dari si tokoh utama ini. Karena aku seringnya baca buku yang si tokoh utamanya perempuan, dan emang penggambaran tokohnya tuh kayak nunjukkin sisi yang lembut dan rapuh juga, jadi aku udah mikirnya 'oh ini sirkel persahabatan yang ada cewe sama cowonya', ditambah ada yang namanya Eli dan aku juga mikir dia tuh cewek, entah karena aku nggak begitu sadar sama nama lengkapnya dan nggak tau juga itu nama cowok atau aku yang udah mikir nama Eli tuh dari salah satu karakter anime dan disitu dia cewek wkwkwk. Oke, jadi perlu ditekankan kalau cerita di buku ini berpusat pada persahabatan empat cowok yang begitu menyenangkan, tapi sayangnya harus berakhir dengan tragis karena sebuah kecelakaan yang menimbulkan penyesalan mendalam buat si tokoh utama. 

Selama baca novel ini tuh aku cukup anteng ya. Kayak, sekali baca di satu hari tuh bisa meraup lumayan banyak halaman. Malah nih ya, pas udah di akhir cerita dan aku mau ngebalik halaman selanjutnya tuh malah udah ketemu lagi sama ucapan-ucapan terima kasih? Kayak... lah, udah selesai? Ini udah gitu aja ceritanya? Bukan berarti ngegantung sih, cuma yaa nggak nyangka aja ending-nya emang disitu. Aku tuh udah siap buat tau cerita selanjutnya kan, eh malah udah berhenti disitu aja. Tapi udah lama juga sih aku nggak ngerasain hal kayak gitu, karena biasanya udah lebih ketauan aja kan kalau suatu cerita tuh selesai di bagian tersebut. Tapi kalau menurut aku sih di novel ini nggak begitu ketauan kalau halaman terakhir ceritanya tuh emang akhir dari cerita tersebut.

Oke, tanpa berlama-lama lagi kita langsung masuk ke penampakan dan sinopsis dari buku ini ya!

Sinopsis:

Sebelumnya, Carver memiliki segalanya; tiga sahabat, keluarga yang suportif, dan reputasi sebagai penulis berbakat di sekolahnya.

Hari berikutnya, gara-gara pesan singkat yang dia kirimkan, dia kehilangan ketiga sahabatnya dalam suatu tabrakan.

Sejak peristiwa itu, Carver tidak bisa berhenti menyalahkan diri, dan dia tidak sendirian. Saudari kembar salah satu sahabatnya membencinya. Ayah sahabatnya yang lain, yang seorang hakim, ingin menuntutnya. 

Semua itu hanya karena satu pesan singkat.

Akankah dia berhasil menghadapi rasa kehilangannya? Bisakah dia memaafkan diri sendiri dan menghadapi keluarga-keluarga sahabatnya? Atau.... akankah dia dipenjara atas perbuatannya?

☺☺☺

Sebenernya novel ini juga mengingatkan kita semua bahayanya memainkan ponsel saat menyetir, karena nggak ada yang tau juga kan ya mau sehati-hati apa pun kita saat membalas pesan atau pun aktivitas lainnya yang melibatkan ponsel, bisa aja bahaya malah datangnya tuh dari sekitar kita. Jadi melalui novel ini juga kita bisa melihat gambaran sebesar apa penyesalan yang diderita seseorang di saat dia nggak bermaksud untuk melakukan hal jahat ke lawan bicaranya, tapi hal tersebut malah berujung ke hal yang fatal. Karena bayangin deh, di suatu hari yang cerah, di mana kita biasanya ngelakuin aktivitas seperti biasanya, bertemu teman, merencakan pergi ke suatu tempat, tapi di tengah-tengah itu malah ada tragedi yang mengambil orang terdekat kalian.

No comments: